Jurusan Teknik Pertanian pada hari Kamis, 6 November
2014 mengadakan Kunjungan Industri yang wajib
diikuti oleh Mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2013 dan SMIP 2012 serta Co
Ass Praktikum Kualitas Air. Kunjungan Industri ini merupakan lanjutan dari mata
kuliah Kualitas dan Pengolahan Air (TP 2013 ) dan tugas mata Kuliah Energi
Alternatif (SMIP 2012). Rombongan berangkat dari
kampus dengan 3 bus dan 1 mobil dosen pukul 08.00 WIB. Tujuan Kunjungan
Industri yang pertama adalah PT Madubaru yang ditempuh sekitar 45 menit
perjalanan dari kampus.
Sampai di
lokasi pabrik kami langsung menuju aula kantor PT Madubaru untuk mendapatkan
penjelasan tentang sejarah dan proses pengolahan tebu menjadi gula dan spritus
oleh pihak pabrik. Sebelum penjelasan dari pabrik, Ibu Ir. Nuraeni Dwi D. MP
selaku ketua jurusan yang ikut dalam Kunjungan Industri memberikan sambutan
kepada pihak pabrik. Kemudian barulah dari pihak pabrik memberikan sambutan
dilanjutkan penjelasan mengenai pabrik dan penayangkan video proses pengolahan
tebu di PT Madubaru.
PT Madubaru
atau sering dikenal dengan Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spritus (PS) Madukismo
terletak di kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Pabrik
ini dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh presiden Ir. Soekarno.
Banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen
dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat musim
giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari produksi
yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Wisatawan dapat menaiki gerbong yang
ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat musim giling yaitu
bulan Mei – Oktober. Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi
gula secara langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk
mendapatkan sari gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan
nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula. Setelah itu kami juga
melihat proses produksi spritus di Madukismo.
Tujuan
kunjungan industri berikutnya adalah PLTH Bayu Baru yang terletak di pantai
Baru Pandansimu Bantul. PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) ini merupakan
realisasi dari Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang diprakarsai Kementrian Riset
dan Teknologi.
Secara Geografis, pesisir
pantai selatan Yogyakarta merupakan lahan terbuka yang luas, mtahari bersinar
sepanjang hari dan kecepatan angin rata-rata dengan intensitas 4m/s (LAPAN).
Kondisi
tersebut menjadikan satu kriteria pemilihan lokasi pengembangan Energi Hibrid
di pantai Baru Pandansimo, Dusun Ngentak, Poncosai, Srandakan, Bantul dengan
luas + 18 ha. Kondisi ini cukup layak dijadikan tempat pembangkit
listrik energi hibrid dengan turbin angin putaran rendah dan panel surya.
Kincir
angin dan panel surya saling mendukung dalam memasok energi listrik. Jika panas
terik dan kecepatan angin rendah, maka panel surya yang bertugas menyuplai
energi listrik dan kemudian menyimpannya dalam baterai/aki. Begitu halnya jika
cuaca hujan dan kecepatan anginnya kencang, maka kincir angin yang mengambil
alih sebagai penyuplai energi. Dari data teknis PLTH, diperoleh total
pembangkit energi listrik sebesar 88 kW dan total penyimpanan energi listrik
sebesar 4680 Ah.
Energi lisrtik yang
dihasilkan dari PLTH diharapkan bisa mendukung sektor pertanian, perikanan dan
sektor pariwisata yang saat ini sedang dikembangkan di pantai Baru Pandansimo.
Pemanfaatan PLTH selain penerangan juga digunakan untuk memompa air sebagai
pengairan di pertanian lahan pasir dan kolam budidaya ikan air tawar disekitar
lokasi PLTH.
Selain
itu juga terdapat Biogas dari kotoran sapi yang berfungsi sebagai pengganti gas
LPG. Hasil biogas digunakan oleh pemilik warung di pantai untuk memasak. Lokasi
biogas terletak di area kandang kelompok ternak sapi Pandan Mulyo yang terdiri
dari 110 kandang dengan jumlah ternak 150 ekor sapi. Proses pembuatan gas
menghasilkan limbah cair dan padat yang dimanfaatkan sebagi pupuk organik.