Senin, 13 Mei 2013

HASIL EVALUASI PEMBEKALAN (Quesioner) PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN Th 2013



Selama kegiatan pembekalan Praktek Kerja Lapang tahun 2013 di jurusan Teknik Pertanian Instiper sangat berbeda dari pembekalan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu faktor pembeda yakni pembicara atau pemateri dalam pembekalan tersebut dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian yang sebelumnya telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL).

Setelah kegiatan tersebut berakhir, Tim Gear Club yakni sebuah kelempok studi dari mahasiswa teknik pertanian Instiper malakukan evaluasi kegiatan pembekalan PKL tahun 2013 terebut. Baik dari segi penyampaian materi, suasana dalam kegiatan, bahkan sampai dalam permasalahan fasilitas kampus. Adapun hasil dari evaluasi terebut antara lain:

1.      Penyampaian Materi
Dari hasil survey yang dilakukan, sekitar 6,8% menyatakan materi yang disampaikan sangat diterima oleh peserta. 51,22% berpendapat bahwa materi yang disampaikan selama pembekalan dapat diterima dengan baik. Sebanyak 41,37 % Mahasiswa memilih netral pada pertanyaan ini. Jadi kesimpulannya Mahasiswa Teknik Pertanian Instiper yang berangkat PKL tahun 2013 sangat menerima materi yang disampaikan.

Hal ini dudukung dengan banyaknya slide, animasi dan video yang disajikan pemateri kepada para peserta atau audience banyak disukai. Data statistik yang kami peroleh menunjukan 24,13% sangat suka terhadap tampilan yang diberikan selama pembekalan, dan tidak ada satu pun data yang menunjukan ketidak puasan peserta.

Namun disisi lain, peserta tidak setuju jika selama pembekalan didamping atau disampaikan oleh para dosen, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yakni kurang fahamnya peserta dalam penyampaian materi ketika yang memberi materi adalah dosen atau dengan kata lain merasa ada tekanan tersendiri. Tentu Susana yang didapat dangat berbeda jika yang memberikan materi kakak tingkat sendiri, yang setiap hari selalu berjumpa di kos maupun dikampus, serta sangat mengenalinya dengan sangat baik. Peserta mengharapkan suasana yang pada saat pembekalan, berbeda ketika saat proses belajar mengajar perkuliahan berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat agar pembekalan dilakukan oleh mahaiswa yang pernah PKL sebelumnya, sekitar 44,82% sangat setuju dengan pernyataan ini. 

Kegiatan pembekalan PKL selain didukung pemateri yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada pembekalan jurusan ini dilaksanakan di Fakultas Teknologi Pertanian, peserta pembekalan sangat puas sekali dengan fasilitas yang diberikan, baik kebersihan ruangan, dilengkapi AC, proyektor, dan suasana yang tenang sehingga membuat peserta merasa puas terhadap fasilitas ruangan. Lebih dari 55% peserta setuju tentang fasilitas yang diberikan. Kami ucapkan selamat pada fasilitator kegiatan.

Ada hal yang menarik ketika para peserta disuguhi pertanyaan mengenai evaluasi berupa ujian setelah selesai pembekalan dengan tujuan untuk mengetahui feedback kepada pemateri. Namun sebanyak 27,85% sangat tidak setuju tentang adanya evaluasi ini. 

2.      Manfaat Pembekalan
Pendapat peserta pembekalan mengenai pembekalan jurusan kali ini dianggap memberikan dampak yang berarti, peserta mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi atau bersemangat untuk segera melaksanakan PKL di kebun serta pabrik kelapa sawit di seluruh penjuru Indonesia. Lebih dari 37% setuju dengan pernyataan ini, namun sebanyak 6,8% tidak setuju. Walaupun dengan jumlah yang sangat minim, yakni sebesar 3,4% ada juga mahasiswa yang sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Kami Tim Gear Club berdoa semoga saja responden atau peserta yang tidak setuju bahkan yang sangat tidak setuju tersebut, diberikan kemudahan oleh Tuhan YME ketika di kebun atau di pabrik dan diberikan semangat dalam kehidupannya. Amieenn...

Mengenai manfaat pembekalan, sebanyak 41,37% responden atau para peserta berpendapat bahwa, materi saat pembekalan PKL, lebih bermanfaat dan gampang dimengerti daripada materi saat kuliah. Angka ini lebih kecil dari target yang diajukan oleh Ketua Jurusan Teknik Pertanian, yang menargetkan pembekalan ini bermanfaat 80% bagi para peserta pembekalan.

3.      Tingkat Jenuh Peserta dan Alokasi Waktu 
    Sekitar 30,31% responden merasa sedikit bosan, pada saat pembekalan. Kami mencoba mencari penyebab yang terjadi, sehingga mengakibatkan hampir sebagian besar jenuh selama pembekalan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ini terjadi karena alokasi waktu yang terlalu panjang yakni selama 7 hari penuh dari jam 8 hingga jam 3.30 sore sehingga faktor lelah sangat menghantui peserta pembekalan PKL kali ini. 41,37% peserta menolak jika durasi pembekalan kedepannya ditambah.
  
       4.   Perbandingan dengan Jurusan Lain
Untuk kesempatan kali ini, Jurusan Teknik Pertanian Instiper, menunjukan kemampuan terbaiknya dibandingan jurusan lain yang ada di Instiper. Dipelopori dari pemikiran mahasiswa teknik pertanian sendiri dan di dukung oleh Ketua Jurusan, kegiatan ini dikemas sedemikian rupa dengan harapan memberikan perubahan, baik untuk pembicara maupun peserta dan yang paling penting mengeratkan jalinan silaturahim antar sesame mahasiswa. Peserta atau responden juga sepakat dan banyak merasa banga dengan pembekalan kali ini. Mereka juga mengharapkan tahun depan kemasan pembekalan lebih, lebih dan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

Pada dasarnya ini merupakan hasil evaluasi tim Gear Club murni di ambil dari 29 orang mahasiswa Teknik Pertanian Instiper, baik itu minat STIK Unggulan maupun SMIP yang akan melakukan PKL, melalui questioner. Semoga berita yang disampaikan ini, dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan dengan evaluasi pembekalan ini juga dapat menjadikan perubahan maupun peningkatan untuk pembekalan tahun berikutnya.

Selengkapnya..

Kamis, 09 Mei 2013

Teknik Agar Tampil Tenang, Percaya Diri, dan Terkendali dalam Situasi Apapun



Kepercayaan diri dan sikap menyenangkan merupakan dua hal yang seiring sejalan. Kita selalu tertarik, kagum, dan cenderung menyukai orang-orang yang tampak terkendali dan tenang, serta kita tidak tertarik pada orang yang selalu minder. Semoga tulisan ini dapat membantu Anda mencapai kondisi yang optimal dalam setiap situasi dan percakapan.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah aspek fisiologis dan kecemasan. Misalnya,setelah selesai makan banyak, mengapa kita agak merasa senang dan santai? Sebenarnya hal itu terjadi karena kadar gula darah dalam keadaan setabil, sehingga tubuh tidak banyak menghasilkan hormone adrenalin untuk mengimbangi fluktuasi. Hal ini menjaga keseimbangan kadar gula darah dan membuat pikiran tenang, sehingga Anda dapat berfikir lebih jernih.

Aspek penting lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa tindakan-tindakan yang memperlihatkan bahwa Anda tenang, lebih tenang, dan santai. Jadi, dengan melakukan perilaku tertentu dan menghindari perilaku lainnya, Anda bisa mempertahankan ketenangan dan keseimbangan batin.

Dengan mengubah keadaan fisiologis, Anda sebenarnya bisa mengubah kimia otak Anda. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ketika tersenyum, sesungguhnya kita sedang membuat suasana hati menjadi lebih baik. Sementara itu, kita akan tersenyum lebar jika hati kita senang, hal ini memang benar. 

Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa tindakan tersenyum itu sendiri bisa mengubah kondisi emosi dan membuat lebih bahagia. Sebaliknya, ketika Anda mengernyitan dahi semenit atau lebih, kondisi bisa berubah manjadi buruk. Suasana hati memang dapat mencerminkan keadaan fisik kita, begitu juga sebaliknya. Keadaan fisik juga dapat mengubah suasana hati. Faktor-faktor dominan mempengaruhi suasana hati dan kondisi emosi seseorang yakni sebagai berikut:

Tersenyum, perilaku ini merupakan isyarat secara umum bahwa Anda adalah orang yang menyenangkan. Sekali lagi, bebrapa penelitian menunjukkan bahwa tindakan tersenyum bisa menenangkan diri Anda dan benar-benar membuat kita merasa lebih relax (santai).

Bernafas, ketika gelisah kebanyakkan orang cenderung menahan nafas. Bernafaslah dalam-dalam dan teratur. Hal ini bisa menenangkan Anda dengan cepat dan dapat membuat lebih mudah berfikir, bereaksi, serta berbicara dengan jelas dan percaya diri.

Posisi Berdiri, dengan posisi berdiri, audience mengerti apakah Anda sedang grogi ataupun dalam kepercayaan diri yang tinggi. Perhatikan posisi berdiri Anda, pastikan badan Anda tegap menghadap ke audience  dan kita boleh meniru sosok Ir.Soekarno dengan cara berpidatonya yang sangat luar biasa bahkan dikagumi diseluruh dunia. Posisi kaki beliau ketika berpidato sedikit membuka atau selebar bahu, dan salah satu kaki (kiri atau kanan) maju ke depan, sedikit menyerong, sehingga membentuk seperti jam 10. Hal ini selalu dilakukan Presiden pertama Indoneisa, bahkan sekarang banyak dititu oleh teman-teman aktivis mahasiswa ketika orasi di depan umum, tentu hal ini dilakukan agar membuat diri Anda semakin santai.

Sistem syaraf pusat terdiri atas otak dan urat syaraf tulang belakang. Anda tidak mungkin bisa benar-benar menenangkan pikiran jika Anda tidak mengendurkan urat syaraf tulang belakang Anda. Jika diperhatikan keadaan orang yang sedang gugup dan cemas, tubuh mereka sering tegang dan kaku. Selain senyum dan tari nafas yang dalam, agar meraih keberhasilan, cobalah melepaskan diri Anda dari emosi negatif dan menenangkan diri dalam beberapa menit, setiap saat dan sesering mungkin.

Semoga Bermanfaat...
Selengkapnya..

Rabu, 01 Mei 2013

Prinsip-prinsip Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)

Ada tujuh prinsip ISPO yang wajib dipenuhi agar usaha di bidang perkebunan kelapa sawit mendapatkan sertifikasi ISPO. Jika tidak, maka tidak akan lolos.
Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO) adalah sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ISPO meliputi kepatuhan aspek/segi hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagaimana diatur peraturan perundangan yang berlaku beserta sanksi bagi mereka yang melanggar. Setidaknya ada tujuah Prinsip dan Kriteria ISPO Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan. Ketujuh prisip itu meliputi Sistem Perizinan dan Manajemen Perkebunan, Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit, Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Selain itu, usaha perkebunan kelapa sawit mesti memiliki tanggung Jawab Terhadap Pekerja, tanggung Jawab Sosial dan Komunitas, Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Masyarakat, dan Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan.

1. Sistem Perizinan dan Manajemen Perkebunan
Menyangkut perizinan dan sertifikat, pengelola perkebunan harus memperoleh perizinan serta sertifikat tanah dari pejabat yang berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat (erfpahct). Perizinan meliputi IUP, IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, Izin/Persetujuan Prinsip.

2. Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Untuk pedoman teknis budidaya, pembukaan lahan memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, konservasi terhadap sumber dan kualitas air. Perkebunan dalam menghasilkan benih unggul bermutu harus mengacu kepada Peraturan perundangundangan yang berlaku dan baku teknis perbenihan.

3. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Pengelola perkebunan yang memiliki pabrik harus melaksanakan kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku. Pengelola perkebunan harus melaksanakan kewajibannya terkait AMDAL, UKL dan UPL sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pengelola perkebunan harus melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Pengelola perkebunan harus menjaga dan melestarikan keaneka ragaman hayati pada areal yang dikelola sesuai dengan ijin usaha perkebunannya.

4. Tanggung Jawab Terhadap Pekerja
Pengelola perkebunan wajib memiliki sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), Pengelola perkebunan harus memperhatikan kesejahteraan pekerja dan meningkatkan kemampuannya. Pengelola perkebunan tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur dan melakukan diskriminasi. Pengelola perkebunan harus memfasilitasi terbentuknya serikat pekerja dalam rangka memperjuangkan hak-hak karyawan/buruh. Perusahaan mendorong dan memfasilitasi pembentukan koperasi pekerja.

5. Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas
Pengelola perkebunan harus memiliki komitmen sosial, kemasyarakatan dan Pengembangan potensi kearifan lokal. Dalam hal ini ada dua indikator, pertama, tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat. Kedua, tersedia rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.

6. Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Pengelola perkebunan memprioritaskan untuk memberi peluang pembelian atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat di sekitar kebun. Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll menjadi indikatornya.

7. Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan
Pengelola perkebunan dan pabrik harus terus menerus meningkatkan kinerja (sosial, ekonomi dan lingkungan) dengan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi yang mendukung peningkatan produksi berkelanjutan. Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikan/peningkatan yang dilakukan merupakan indikatornya.


Selengkapnya..