Anda mungkin memiliki gagasan emas, visi yang super, dan siap
mengubah dunia. Tetapi ada satu masalah. Anda seorang pemimpin, namum
dukungan dari teman Anda tidak sebanding dengan semangat perubahan Anda.
Kepemimpinan tampak begitu mudah bagi orang yang telah menguasainya.
Kepemimpinan efektif bukan semata seni, yang merupakan sebuah ilmu.
Selama menjadi pelajar dan mahasiswa, banyak sekali hal positif yang
saya dapatkan selama mempimpin kelembagaan di sekolah dan kini di
kampus, agar ilmu yang positif ini tidak basi dan saya merasa berdosa
jika pengalaman positif ini tidak saya sampaikan pada teman, adik
tingkat (junior) dan orang lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini
saya akan membagi kunci dasar mengubah seseorang yang biasa menjadi
pemimin yang kharismatik, berpengeruh, dan diidamkan dalam sebuah
catatan kecil ini.
Bukan untuk mengajarkan, tapi hanya sekedar berbagi dan
sebenarnya pengalaman itu bukan guru terbaik untuk kita. Kita harus
merasakan kesengsaraan dulu untuk meraih hal yang cerah, kita harus
sakit dulu untuk merasakan sehat. Jadi pengalaman itu bukan guru yang
“terbaik” namun hanya sekedar “baik” saja. Guru yang terbaik untuk saya
adalah “melihat pengalaman buruk seseorang untuk dijadikan sebagai
rambu, agar Anda tidak melakukan hal yang sama (buruk). Kemudian melihat
pengalaman positif orang lain, untuk Anda dijadikan strategi lain
(alternatif) dalam memimpin, selain strategi pribadi (prinsip) Anda
sebagai pemimpin.
Ada beberapa faktor yang menentukan dinamika kepemimpinan efektif.
Faktor-faktor itu dapat dihimpun menjadi dua kategori utama: Kepribadian
Pemimpin dan Mekanisme Kepemimpinan.
A. Kepribadian Pemimpin
1. Identifikasi
Kepemimpinan efektif berarti berpikir menurut sudut pandang orang
lain. Anda bisa memotivasi membaca hasrat, kebutuhan, dan keinginan
mereka. Tetapi sebelum Anda memotivasi rekan kerja Anda, perlu di ingat “orang tidak peduli dengan apa yang Anda ketahui, sebelum mereka mengetahui apa yang Anda pedulikan”.
Mereka bisa merasakan apakah perkataan Anda sesuai dengan perbuatan
Anda atau tidak, dan Anda tidak akan bisa memimpin kecuali Anda
benar-benar dipercaya.
Sebuah buku klasik Tao-te Ching karya Lao-tzu, ada sebuah pembahasan cemerlang mengenai kepemimpinan: “Pemimpin yang besar meraih kepercayaan dan dukungan rakyat, melalui kelekatan (akrab) identifikasi dirinya dengan mereka. Apa yang menjadi kepentingan rakyat, juga menjadi kepentingannya” (Wing, 1986).
Untuk mendapatkan identifikasi, Anda tidak boleh menjauhkan diri Anda
dari khalayak, tetapi jadilah salah satu bagian dari mereka.
2. Kerendahan Hati
Kehadiran Anda untuk rakyat tidaklah cukup, Anda juga harus menjadi
bagian dari mereka. Tidak berlawanan dengan apa yang sering diyakini
orang, ego tidak membuat seseorang menjadi pemimpin besar. Untuk
membuktikan bahwa kerendahan hati dapat melahirkan para pengikut,
lihatlah para pemimpin seperti Mahatma Gandhi atau Martin Luther King,
Jr. Juga dalam buku klasik Tao-te Ching mengatakan, “ketika
ucapan dan tindakan seorang pemimpin menunjukkan dengan jelas bahwa dia
tidak merasa lebih tinggi dari orang-orang yang dipimpinnya, rakyat akan
melihat dari mereka ada padanya dan tidak akan pernah bosan kepadanya” (Wing, 1986). Konon,
pemimpin terbaik adalah pemimipin yang diserahi kepercayaan untuk
memimpin, bukan pemimpin yang memerintah berkat kerja kerasnya dalam
meraih kekuasaan. Saran Saya, jangan menempatkan diri Anda sebagai orang
terbaik, tapi tempatkanlah diri Anda sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada yang lain dan sebagai orang yang siap melakukan segala hal yang pasti.
3. Gaya
Alat paling efektif dalam memengaruhi dan memimpin bisa diringkas ke dalam satu kata “kesederhanaan”. Tak seorang pun suka atau cenderung mengikuti aturan yang rumit atau semeraut. Kembali mengutip dalam Tao-te Ching “Pemimpin
yang menerapkan atauran rumit kepada rakyatnya akan mendorong timbulnya
reaksi sosial yang melemahkan struktur pemerintahannya, karena aturan
yang kaku atau rumit menimbulkan kerancuan di kalangan rakyat dan memicu
berbagai tanggapan menyimpang dari mereka. Sebaliknya, jika seorang
pemimpin menjalankan pemerintahannya dengan sederhana dan gamblang,
penyimpangan atau permasalahan di kalangan rakyat dapat diredam” (Wing, 1986).
Perjelas dan rapikanlah atau rancang secara matang rencana Anda
ketika Anda berusaha meyakinkan orang agar mengikuti cara berfikir Anda.
Jika gagasan Anda kacau, banyak keganjilan, dan multifokus, Anda pasti
tidak mampu memikat dan karenanya, tidak menarik dukungan mereka. Gagasan Anda harus jelas, sederhana, di dalam kondisi yang tepat, dan tidak bersikap kaku. Jika Anda tampak keras kepala, Anda dianggap tidak rasional. Bersikap luweslah, tetapi terhadap sesuatu hal yang masuk akal.
4. Pengaruh Pribadi
Sekarang Anda telah mengetahui strategi efektif dalam kepemimpinan,
tetapi seperti lazimnya para pemimpin handal, Anda terkadang harus mampu
memengaruhi para anggota untuk mendapatkan kerja sama mereka. Jadi mari
kita melanjutkan pada pembahasan tentang cara menampilkan diri sebagai
pribadi dan sebagai pemimpin.
Ada beberapa rambu penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan terpercaya.
Pertama, jangan pernah mencampur-adukan antara
ambisi pribadi dengan otoritas. Jangan terlalu emosional. Emosi
mengandung amibisi pribadi, yang sekalipun tidak buruk, tidak membuat
Anda tampak percaya diri atau otoriatif. Pemimpin yang terlalu ambisius dapat saja memperoleh kepercayaan tetapi tidak akan mendapatkan pengikut.
Kedua, jangan pernah memekik atau mengencangkan
suara Anda kepada siapapun. Jika Anda tidak bisa mengendalikan diri Anda
sendiri, bagaimana Anda bisa mengendalikan orang lain. Jika Anda tidak
bisa tidak bisa mengendalikan orang lain, mereka tidak memiliki alasan
untuk mendengarkan Anda.
Ketiga, menghormati orang lain. Para pemimpin besar
tidak berusaha membujuk orang supaya memercayai mereka, melainkan
menunjukkan kepada mereka cara untuk mempercayai diri mereka sendiri.Terakhir, berbagai penelitian menunjukkan bahwa ketika dua orang atau dua tim bekerja sama untuk satu tujuan, ketegangan di antara keduanya akan berkurang. Ketika muncul perselisihan atau keretakan hubungan, mereka akan mengalihkan perhatian mereka pada lawan bersama mereka. Oleh sebab itu organisasi bertujuan untuk menyatukan orang-orang yang menginginkan satu tujan yang sama. Oleh sebab itu, bekerjalah secara terorganisir, kompak dan pastikan satu suara (komando).
B. Mekanisme Kepemimpinan
Setelah Anda memperoleh simpati dan dukungan orang banyak, Anda masih
harus mendapatkan komitmen bulat dengan menerapkan beberapa teknik
psikologis. Unsur yang paling penting dalam kepemimpinan adalah
mengetahui cara dan waktu yang tepat meminta masukan. Keberhasilan dan
kegagalan para pemimpin sering kali ditentukan oleh cara mereka dalam
melakukan hal ini.
Lantas timbullah sebuah pertanyaan, tingkat patisiapsi seperti apakah
yang ideal dalam kepemimpinan? Haruskah mengelolanya dengan sistem
demokrasi ataukah dengan sistem monarki? Menurut beberpa penelitian,
jika seorang pemimpin tidak memerlukan dukungan para pengikutanya dan
bisa membuat keputusan dengan keahliannya sendiri, dia tidak harus
meminta bantuan. Namun, jika dia benar-benar membutuhkan dukungan
rakyat, maka dia harus memintanya. Gaya kepemimpingan seseorang harus
luwes sehingga dia dapat menggurangi berbagai perbedaan situasi ini.
Dari beberapa hal diatas, dapat disimpulkan dalam beberapa strategi berikut:- Para pemimpin meraih kepercayaan dan dukungan rakyat melalui identifikasi mereka dengan rakyatnya. Jangan menjauhkan diri dari khalayak, tetapi jadilah salah seorang di antara khalayak ramai.
- Rendah hati merupakan salah satu karakter paling berpengaruh dalam kepemimpinan efektif. Ego yang kuat akan menciptakan dinding penghalang antara pemimpin dan pengikutnya.
- Visi Anda harus jelas, sederhana, dan terorganisasi. Tidak seorang pun suka atau cenderung mengikuti aturan yang rumit dan semrawut.
- Jangan mencampur-adukkan antara ambisi pribadi dan otoriras. Pemimpin yang terlalu ambisius bisa saja mendapatkan kepercayaan tetapi tidak akan mendapatkan pengikut.
- Pahamilah mekanisme kepemimpinan dan waktu terbaik untuk meminta masukan atau memberikan perintah.
Semoga hal ini bermanfaat bagi Anda, trimakasih…
Posted by Rengga Arnalis Renjani